Pasuruan // Patriotbhayangkara.com – Amarah publik memuncak setelah karnaval dengan sound system raksasa digelar persis di depan RS Masyitoh Pasuruan. Jalan nasional ditutup total, membuat akses pasien, keluarga, hingga ambulans terhenti.
“Ini kebangetan! Di dalam rumah sakit ada pasien yang kesakitan, ada keluarga yang sedang berdoa demi nyawa orang tercinta, tapi di luar malah dihajar dentuman musik kayak konser dangdut jalanan. Ini bukan hiburan, ini penyiksaan! Pemkab Pasuruan harusnya malu—pesta pora di atas penderitaan orang sakit sama saja nari di atas luka rakyatnya sendiri,” ungkap penonton yang tak mau di sebut namanya.
Sungai Sekadau Tercemar PETI, Sidak Gabungan Temukan Fakta Mengejutkan, Warga Tuduh Ada ‘Beking’ Tambang Ilegal
Politisi Pasuruan, Sudiono Fauzan alias Dion DPR, juga ikut angkat bicara. Menurutnya, sejak dulu sudah ada kesepakatan tidak boleh ada kegiatan besar yang mengganggu jalur RS Masyitoh, apalagi sampai menutup akses keluar-masuk.
“Ini problem klasik. Sejak lama, setiap event selalu dihindarkan dari menutup jalur RS Masyitoh, supaya hak-hak publik tidak dilanggar. Pasien, ambulans, dan keluarga tidak boleh jadi korban. Tapi panitia kali ini jelas kurang peka, malah bikin rute melewati depan rumah sakit. Suara menggelegar dari sound system karnaval itu benar-benar tidak manusiawi bagi orang sakit,” tegas Dion.
Pemberitahuan Kepada Masyarakat.! Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Pastikan Seluruh Layanan Tidak Dipungut Biaya
Ia bahkan mengusulkan rute yang lebih ramah publik. “Mestinya bisa diarahkan lewat Pegadaian belok ke Utara, lanjut ke Kauman, dan finish di Alun-alun (Pendopo/Kantor Pos). Itu jauh lebih aman dan tidak mengganggu rumah sakit.” Jelasnya.

Kebijakan Pemkab Pasuruan menutup jalan nasional demi karnaval ini pun dinilai sebagai bentuk egoisme pemerintah daerah yang mengorbankan hak-hak dasar rakyat. Warga berharap ada evaluasi serius agar kejadian memalukan ini tidak terulang kembali. (Red)